Selasa, 10 Februari 2015

ILMU KESAKTIAN TERTINGGI ADALAH SABAR DAN PASRAH

Setelah Ki Keling belajar ilmu kekebalan tubuh di Banten. Dia semakain percaya diri dalam bekerja. Setiap pagi berangkat narik. dan tak pernah menolak penumpang,dengan segala karakter dan aneka sifatnya. Baik jarak dekat ataupun jarak jauh. Dan suatu ketika waktu sudah menujukan pukul 23:30 namun baru mencapai target setoran. Ki Keling tetap memanfaatkan waktu yang tersisa, masih dua jam lagi.pikirnya.
Pelan pelan taksi diarahkan ke daerah Blok M.kota yang tak pernah mati,kendati hari menjelang pagi. Longak longok sesekali matanya melirik ke kerumunan orang barangkali ada yang membutuhkan jasa taksinya. tak terasa sudah memasuki jalan Prapanca.Dan tampak seorang bapak bapak melambaikan tanganya,petanda dia membutuhkan taksi.
"selamat malam pak,mau ke Tanggerang?"tanya sibapak
"oh...boleh ,silahkan masuk pak" Ki Keling mempersilahkan tamunya.
"masuk jalan Bank pak,yang mau naik bukan saya ,saya hanya disuruh saja " kat sibapak kemudian. Taksi diarahkan ke jalan Bank. sampai didepan rumah mewah.
"stop sini pak.....,tuh mas mas nya yang mau ke Tanggerang...."
Dan msuklah 3 orang pemuda tampangnya keren abis,rambut disisir klimis. Pakai kemeja model orang kantoran.
"ke Tanggerang pak...borongan ajah ya?nanti tak kasih 70 ribu..." kata si mas yang paling gede dan duduk di jok depan.
"baiklah mas ,...dilempengin ajah seratus gimana mas?" Ki Keling mencoba memberikan penawaran.
"ya udah gak papa,lewat tol ajah biar cepat ya pak..."pintanya.
Dan taksipun di arahkan menuju jalan Tol Kebon Jeruk Tanggerang . Malam semakin larut keramaian Jakarta ikut menepi ditelan datangya pagi. Arus lalu lintas yang mulai sepi,membuat perjalanan teramat lancar dan cepat, Tak terasa sudah terlihat petunjuk jalan tol keluar Tanggerang/Serpong. dan Ki Keling Bertanya
"maaf mas...Tanggerangnya mana ?keluar pintu tol yang mana?..
"masih terus pak depan lagi...."jawab si mas yang duduk dibelakang.
Gerbang tol Karawaci sudah lewat, gerbang tol Bitung juga sudah lewat. Dan didepan gerbang tol Bala Raja.
Ki Keling mengarahkan taksi keluar tol.
"hai hai mau kemana pak? "tanya yamng duduk didepan.
" lho ini kan sudah termasuk batas terakhir Tanggerang,memang Tanggerangnya mana mas?" tanya Ki Keling penuh kesabaran.
"udah jangan banyak cingcong ...keluar pintu tol Serang..." tiba tiba yang duduk di belakang mengalungkaan Clurit.
Kaget,takut dan ragu ragu Ki Keling menghentikan taksinya di pinggir tol..
"apa apan nih mas......." hatinya semakin bimbang. Mau melawan satu lawan tiga. Suasana jalan tol juga sepi. Bahkan petugas PJR yang biasanya mondar mandir ,juga tak nampak.
"pak...kalo lu mau selamat,uadah jalan ,turunin kami di Pasar Serang....!!!apa pengi lewat !!!" bentak yang duduk di belakang ,sembari menekan agak keras cluritnya.
"oke mas mas......tolong saya jangan di apa apain....kalau sampeyan mau duit nih baru ada 130 an, kalau mau bawa mobil bawa aja ,tolong mas yang penting saya jangan di apa apain." mohon Ki Keling sambil menginjak gas kuat kuat. Taksi melaju dengan kecepatan tinggi. Tombol lampu bahaya di bawah pedal kopling pun sudah di injak. Lampu bahaya pun menyala. Namun sampai pasar Serang tak satupun ada kendaraan yang mengerti akan tanda lampu bahaya yang menyala.
"stop sini pak.......dah sana balik ke Jakarta...."kata si mas yng duduk didepan. Bahkan ketika masnya yng duduk dibelakan mau mengam,bil duit yang di pasrahkan Ki Keling. si mas yang duduk didepan malah menghardik temanya.
"hai!!! jangan....kasian dia....."katanya.
Setelah penumpangnya turun,Keling putar taksinya menuju arah kantor polosi. Dan menceritakan kejadianya.
Laporan ditanggapi secara serius ,saat itu juga pakai taksi dikawal 4 anggota polisi. Ki Keling mengitari pasar Serang. Barangkali si penjahat belum jauh dari situ.
Sewtelah diubek ubek hasilnya nihil Ki Keling balik lagi ke kantor polisi. Dibuatkan berita acara untuk laporan ke pool,
Dan ki Keling pulang ke pool di antar dua personil polisi. Sehingga perusahaan percaya laporan kejadian tersebut
Sesampai dirumah Ki Keling sujud syukur....
"terima kasih ya ALLOH......Engkau telah menyalamtkanku dari marabahaya....".
Dalam hatinya menjadi tambah bersyukur........ketika rasa sabar vdan kepasrahan kepada ALLOh telah menyelamatkan jiwanya dari para penjahat, Meskipun dirinya mempelajari ilmu kebal...bukan itu tujuanya.

TIDAK ADA KEKUATAN KECUALI ATAS IZIN ALLOH.

             Ditahun 90 an ketika Ki Keling menjadi supir taksi di Jakarta. Saat itu benar benar menghawatirkan,serinmg sekali terjadi perampokan supir taksi.Bahkan ada salah seorang teman Ki Keling mengalami kejadian tersebut.Hingga babak belur dainiaya ,dibuang di jalan dan kendaraanya di bawa kabur sama si perampok.
Sehubungan dengan hal tersebut Ki Keling berusaha mencari solusinya. Kebetulan teman satu kontrakan ada yang dari Banten. Dan dia menyarankan untuk mengisi badanya dengan ilmu kekebalan . Intinya biar di bacok tidak mempan . Dan ternyata ada juga teman yang lain ikut tertarik.
Berangkatlah Ki Keling, Riski yang asli Banten,juga mas Dawud yang kebetulan masih mahasisiwa di salah satu universitas di Jakarta.
Setelah sampai di Banten datanglah rombongan Ki Keling keromah seorang jawara yang masih tergolong muda. Usianya kira kira 35 tahun. Orangnya gagah,kekar dan kumisnya tebal seperti pak Raden dalam film Unyil. Beliu adalah sal;ah satu jawara muda yang terhebat di daerah situ. Namanya ustad Abdullah.
Kemudian Riski menyampaikan maksud tujuan datang ketempat tersebut. Pak ustad menyambut dengan baik dan ramah. Maka rombongan tersebut disusuh istirahat dulu. Untuk pengisian dilakukan besok.
Mereka ber empat tidur dalam satu balai rumah pak ustad yang terbuat dari bambu. Rumah panggung yang kesemuanya terbuat dari bambu, termasuk dingding ruangan dan kamar, juga lantainya. Lantainya dibuat dari bambu yang dibelah dan di rajang tipis tipis ,kalau di daerah Ki Keling namanya PLUPUH.
              Keesokan harinya Ki Keling di ajak ke pasar Sirau,untuk membeli golok yang baru dan bagus.
Sekalian diasah supaya tajam. Sesampai di rumah pak ustad dan golok diserahkan. Segera proses pengisian dilakukan.
"siapa dulu...Riski kamu dulu sini....................." kata pak ustad. sambil mengajak Riski salaman. Pak ustad membacakan sesuatu yang tak jelas suaranya. Terus ditiupkan ke kepala Riski.
"sudah...coba banjunya di buka.....sekalian di tes .." kata pak ustad. Pertama golok tersebut dibacokan ke lengan Riski. Clesss........
" aduh....!!! " si Riski teriak kesakitan ,tanganya tergores mengeluarkan darah. Pak ustad cuma tersenyum.
"ah payah kamu Ki.....ngakunya bujang ,tapi sudah tak suci. Kamu sudah tidak perjaka lagi..." Lalu tangan Riski diraihnya, Lukanya cuma di oles dengan air ludah pak ustad. Aneh wal ajaib luka tersebut langsung hilang tanpa meninggalkan bekas. Seolah tak pernah luka dibacok.
Giliran mas Dawud. begitu juga  hasilnya sama seperti Riski ,dan di obatio dengan cara yang sama.
"eh kamu juga sudah tak perjaka?katanya mahasiswa universitas islam??...." segera bertaobat mas..." ceramah pak ustad,
Dawud dan Riski mukanya pucat menahan malu. Sekarang giliran Ki Keling...yang dari tadi memperhatikan dan agak sdikit takut dengan golok yang memang sangat tajam.
Ki Keling mengulurkan tanganya ,di ajak salaman. Ternyata telapak tanganya terasa ada semacam aliran listrik. Selesai Ki Keling membuka bajunya dan mempasrahkan lenganya untuk di bacok dengan golok.
Cresssssssss........
"nah mas yang ini baru asli bujang......"kata pak ustad senang. karena sama sekali dibacok tiga kali. di lengan dada dan punggung. tak ada satupun yang terluka apalagi mengeluarkan darah.
Dalam hati Ki Keling berkata " ya iyalah tad.............boro boro hilang perjakanya, wong selama ini ndak ada yang mau pacartan sama aku....."
      Setelah proses pertama selesai rombongan Ki Keling masih harus menjalani proses tahap kedua, Setelah sholat isya pak ustad memberikan wejangan dan pengarahan. Serta bacaan bacaan yang harus di amalkan.
Dan masing masing bacaan amalanya beda beda ,antara Riski,Dawud dan Ki Keling. Di hari yang ketiga dan merupakan proses dan tes terakhir. Jam dua belas malam setelah selesai membaca wiridan amalan yang harus di lakukan. Ketiganya di mandikan di kali, disitu juga kembali menjalani tes. Si Riski membacok  mas Dawud, Mas Dawud membacok Ki Keling, Ki Keling membacok Riski bergantian. Dan semua berjalan lancar . Tak ada satu orangpun yang terluka.
       Alhamdulillah selesai sudah...seterlah membayar mahar. mereka beristirahat . Anehnya ketiganya bukanya pada tidur malah ngobrol . dengan semangat dan kemenangan.padahal besok pagi harus meninggalkan Banten pulang ke Jakarta,
Kira kira mejelang pukul tiga pagi...dari bilik pak ustad terdengar rintihan.."uyuhhhhhhhhhh.....eyehhhhhhhhhhh eyuhhhhhhh...." Ki Keling ,riski dan Dawud clingak clinguk. Ketiganya sepakat mengintip. Jangan jangan pak ustad lagi memberikan nafkah bathin pada isterinya .asyikkkk...
Ketiganya mengintip......dan alangkah kagetnya melihat kejadian di dalam bilik. Rupanya pak ustad sedang malaksanakan sholat malam. Namun malang nasibnya di lantai PLUPUH yang tidak pakai sajadah. Ketika sujud kumis pak ustad yang tebal kejepit PLUPUH...sehingga beliu tidak bisa iktidal.
dan merintih kesakitan...Ki Keling dengan sigap mengambil golok yang masih tersimpan di atas meja.
Dengan di bantu Dawud dan Riski maka kumis pak ustad dipotong pakai golok ,biar tidak kejepiit.
Akhirnya sampai pagi mereka tak ada yang tidur.bahkan dalam perejalan pulang kejakartapun.masih tersenyum dengan kejadian tersebut,
        Dalam hati Ki Keling berpikir...sesungguhnya memang tidak ada kekuatan bagi siapa saja ,kecuali se izin alloh. Pelajaran yang dapat di ambil sekalipun kebal terhadap golok .ternyata tidak kebal terhadap bambu. Sekalipun pak ustad punya kelebihan berbagai ilmu kekebalan . Namun pak ustad juga punya titik kelemahan.Artinya bahwa semakin banyak belajar ilmu tersebut semakin tinggi,seharusnya semakin sadar bahwa disitu semakin jelas titik kelemahanya.