Selasa, 10 Februari 2015

TIDAK ADA KEKUATAN KECUALI ATAS IZIN ALLOH.

             Ditahun 90 an ketika Ki Keling menjadi supir taksi di Jakarta. Saat itu benar benar menghawatirkan,serinmg sekali terjadi perampokan supir taksi.Bahkan ada salah seorang teman Ki Keling mengalami kejadian tersebut.Hingga babak belur dainiaya ,dibuang di jalan dan kendaraanya di bawa kabur sama si perampok.
Sehubungan dengan hal tersebut Ki Keling berusaha mencari solusinya. Kebetulan teman satu kontrakan ada yang dari Banten. Dan dia menyarankan untuk mengisi badanya dengan ilmu kekebalan . Intinya biar di bacok tidak mempan . Dan ternyata ada juga teman yang lain ikut tertarik.
Berangkatlah Ki Keling, Riski yang asli Banten,juga mas Dawud yang kebetulan masih mahasisiwa di salah satu universitas di Jakarta.
Setelah sampai di Banten datanglah rombongan Ki Keling keromah seorang jawara yang masih tergolong muda. Usianya kira kira 35 tahun. Orangnya gagah,kekar dan kumisnya tebal seperti pak Raden dalam film Unyil. Beliu adalah sal;ah satu jawara muda yang terhebat di daerah situ. Namanya ustad Abdullah.
Kemudian Riski menyampaikan maksud tujuan datang ketempat tersebut. Pak ustad menyambut dengan baik dan ramah. Maka rombongan tersebut disusuh istirahat dulu. Untuk pengisian dilakukan besok.
Mereka ber empat tidur dalam satu balai rumah pak ustad yang terbuat dari bambu. Rumah panggung yang kesemuanya terbuat dari bambu, termasuk dingding ruangan dan kamar, juga lantainya. Lantainya dibuat dari bambu yang dibelah dan di rajang tipis tipis ,kalau di daerah Ki Keling namanya PLUPUH.
              Keesokan harinya Ki Keling di ajak ke pasar Sirau,untuk membeli golok yang baru dan bagus.
Sekalian diasah supaya tajam. Sesampai di rumah pak ustad dan golok diserahkan. Segera proses pengisian dilakukan.
"siapa dulu...Riski kamu dulu sini....................." kata pak ustad. sambil mengajak Riski salaman. Pak ustad membacakan sesuatu yang tak jelas suaranya. Terus ditiupkan ke kepala Riski.
"sudah...coba banjunya di buka.....sekalian di tes .." kata pak ustad. Pertama golok tersebut dibacokan ke lengan Riski. Clesss........
" aduh....!!! " si Riski teriak kesakitan ,tanganya tergores mengeluarkan darah. Pak ustad cuma tersenyum.
"ah payah kamu Ki.....ngakunya bujang ,tapi sudah tak suci. Kamu sudah tidak perjaka lagi..." Lalu tangan Riski diraihnya, Lukanya cuma di oles dengan air ludah pak ustad. Aneh wal ajaib luka tersebut langsung hilang tanpa meninggalkan bekas. Seolah tak pernah luka dibacok.
Giliran mas Dawud. begitu juga  hasilnya sama seperti Riski ,dan di obatio dengan cara yang sama.
"eh kamu juga sudah tak perjaka?katanya mahasiswa universitas islam??...." segera bertaobat mas..." ceramah pak ustad,
Dawud dan Riski mukanya pucat menahan malu. Sekarang giliran Ki Keling...yang dari tadi memperhatikan dan agak sdikit takut dengan golok yang memang sangat tajam.
Ki Keling mengulurkan tanganya ,di ajak salaman. Ternyata telapak tanganya terasa ada semacam aliran listrik. Selesai Ki Keling membuka bajunya dan mempasrahkan lenganya untuk di bacok dengan golok.
Cresssssssss........
"nah mas yang ini baru asli bujang......"kata pak ustad senang. karena sama sekali dibacok tiga kali. di lengan dada dan punggung. tak ada satupun yang terluka apalagi mengeluarkan darah.
Dalam hati Ki Keling berkata " ya iyalah tad.............boro boro hilang perjakanya, wong selama ini ndak ada yang mau pacartan sama aku....."
      Setelah proses pertama selesai rombongan Ki Keling masih harus menjalani proses tahap kedua, Setelah sholat isya pak ustad memberikan wejangan dan pengarahan. Serta bacaan bacaan yang harus di amalkan.
Dan masing masing bacaan amalanya beda beda ,antara Riski,Dawud dan Ki Keling. Di hari yang ketiga dan merupakan proses dan tes terakhir. Jam dua belas malam setelah selesai membaca wiridan amalan yang harus di lakukan. Ketiganya di mandikan di kali, disitu juga kembali menjalani tes. Si Riski membacok  mas Dawud, Mas Dawud membacok Ki Keling, Ki Keling membacok Riski bergantian. Dan semua berjalan lancar . Tak ada satu orangpun yang terluka.
       Alhamdulillah selesai sudah...seterlah membayar mahar. mereka beristirahat . Anehnya ketiganya bukanya pada tidur malah ngobrol . dengan semangat dan kemenangan.padahal besok pagi harus meninggalkan Banten pulang ke Jakarta,
Kira kira mejelang pukul tiga pagi...dari bilik pak ustad terdengar rintihan.."uyuhhhhhhhhhh.....eyehhhhhhhhhhh eyuhhhhhhh...." Ki Keling ,riski dan Dawud clingak clinguk. Ketiganya sepakat mengintip. Jangan jangan pak ustad lagi memberikan nafkah bathin pada isterinya .asyikkkk...
Ketiganya mengintip......dan alangkah kagetnya melihat kejadian di dalam bilik. Rupanya pak ustad sedang malaksanakan sholat malam. Namun malang nasibnya di lantai PLUPUH yang tidak pakai sajadah. Ketika sujud kumis pak ustad yang tebal kejepit PLUPUH...sehingga beliu tidak bisa iktidal.
dan merintih kesakitan...Ki Keling dengan sigap mengambil golok yang masih tersimpan di atas meja.
Dengan di bantu Dawud dan Riski maka kumis pak ustad dipotong pakai golok ,biar tidak kejepiit.
Akhirnya sampai pagi mereka tak ada yang tidur.bahkan dalam perejalan pulang kejakartapun.masih tersenyum dengan kejadian tersebut,
        Dalam hati Ki Keling berpikir...sesungguhnya memang tidak ada kekuatan bagi siapa saja ,kecuali se izin alloh. Pelajaran yang dapat di ambil sekalipun kebal terhadap golok .ternyata tidak kebal terhadap bambu. Sekalipun pak ustad punya kelebihan berbagai ilmu kekebalan . Namun pak ustad juga punya titik kelemahan.Artinya bahwa semakin banyak belajar ilmu tersebut semakin tinggi,seharusnya semakin sadar bahwa disitu semakin jelas titik kelemahanya.









2 komentar:

  1. Balasan
    1. Qomarudin Muhamad.................makasih bro.........tolong kerumah,banyak yang ingin aku pelajari......

      Hapus