Senin, 09 Februari 2015

GUNA GUNA PASTI BERGUNA BAGI YANG MENGGUNAKANYA

Hampir dua tahun lamanya Ki Keling menjadi supir pribadi orang Jepang. Dengan gaji kotor [all in] 300 ribu rupiah sebulan.Meskipun dibilang tidak kurang namun bukanlah gaji yang cukup saat itu,Yaitu tahun 1995.
Apalagi yang dia supiri adal;ah bos perempuan yang notabene hanyalah ibu rumah tanggga. Jadi jangan berharap dapat tambahan lemmbur. Beda sama supir yang membawa bos lelaki,yang memang orang kantoran. Jadi dibayar oleh kantor yang pasti lebih besar dan masih dapat uang transport ,lembur juga uang makan.
Menjadi supir pribadi orang asing di Jakarta tidak secara aotomatis penghasilanya lebih besar dari supir pribadi pribumi. Baiki untuki supir p[ribadi kantoran ataupun supir pribadi untuk rumahan.Disinilah sering terjadi kecemburuan sosial sesama supir ,meskipun satu rumah dan satu bos.
Namun tidaklah demikian dengan Ki Keling,apapun status supir yang dia sandang dia terima dengan rasa senang dan rasa syukur. Alhamdulillah Tuhan masih memberikan kemurahan dan kesehetan untuk bisa bekerja. Bahkan dua tahun terakhir dia jalani tanpa keluhan.bahkan merasa senang, apalagi majikan si NENEK sebutan untuk majikan perempuan untuk orang asing. Punya wajah secantik Oshin.
Juga orangnya ramah, dan suka ngajak berbincang bincang dengan bahasa Indonesia yang terbata bata. Si Nenek tetap berusaha untuk bisa berkomunikasi.
Sutau pagi ketika Ki Keling selesai nyuci mobil.tiba tiba disamperi kang Ujang supir pribadi Kakek Nakamura,yang rumahnya didepan rumah bosnya.
" Ki...tolong cuci sekalian mobil gue, saolnya gue gak sempet .tuh si Kakek mau golp ke Sentul...oh ya nih..buat beli rokok sama makan siang....nanti kontaknya titipin ma si Leha..." sambil menyodorkan uang dua puluh ribuan,
" siap kang .....makasih ....." jawab Ki Keling,sambil menerima kontak.
Saat itu kang Ujang adalah sopir pribadi paling besar gajinya . di komp. perumahan Buncit Indah.Jak_Sel.
Meskipun supir pribadi kang ujang selalu membawa mobil sendiri setiap berangkat kerja. Meskipun demikian kang uUjang orangnya baik dan tidak sombong. Dengar dengar saat itu gaji kang Ujang jumplah kotornya sampai mendekati 3 jt. Perbedaan yang sangat jauh dengan rekan rekan supir di sepanjang Jalan Mimosa V. Apalagi di bandingkan dengan gaji Ki Keling yang cuma tiga ratus ribu rupiah tok,tanta embel embel
Makanya ketika kang Ujang minta tolong menyuruh mencucikan mobilnya Ki Keling senang senang saja ,karena dapat upah yang setimpal.
Selesai nyuci dua mobil K i Keling sarapan roti dengan segelas kopi suguhan dari Mba Atun. pembantu dirumahnya yang asli Ngawi ,Jawa Timur. Belum lagi sebatang rokok habis si Nenek memanggil.
" Kering sang.....anoo....pergi misking ya....?" kata si Nenek Mayori.
"ah,! nyonyah memang kaya dan saya memang miskin ya nyah..../"jawab si Keling ngeledek ,meskipun sebenarnya ,apa yang di omong si Nenek Ki Keling mengerti maksudnya,
"aree....tida ya....ano saya sama sama Kering sang pergi.......ke misking...ano...saya mau beri kaing....." jawab si Nenek terbata bata mengeja tujuan mo pergi kemana . Tanganya ngacung ngacung sambil membri isyarat.
Dan Ki Keling sangat senang ngeledek si Nenek yang tidak bisa ngucapin huru L..N... Terus Ki Keling menulis di secarik kertas.
"kita pergi ke Mayestik. nyonya mau beli kain?..."sambil disodorkan ke Nenek.
"haik...pintar ta nee....terima kasi......"dan si Nenek kegirangan,
Selasai tugas pertama ,balik lagi ke komplek..
"Kering sang....boreh makang duru...."
"terima kasih nyonya...,pergi lagi jam berapa?? tanya Ki Keling.
"...ano jam 4 ,,,,,,?"jawab si Nenek sambil mengacungkan empat jari tanganya.
       Sambil menunggu waktu Ki Keling duduk di depan rumah. Dibawah pohon Angsana sebagai tanaman hs di komplek.
"hai ...?lagi nglamunin apa Ling...?" kata kang Ucup dari belakang.
"akh gak ngelamunin apa apa kang,...lagi nggak jalan...?" balik tanya Ki Keling.
"baru aja nyampe dari Cosmo[mini market ,di jalan Wijaya Kebayoran Baru]....tumben Ling,mobil kang Ujang bersih,kamu yang nyuci yah...?"
"iya kang...lumayan dikasih uang makan ma rokok..."jawab ki keling dengan bangga.
"kamu mau ngga, biar seperti kang Ujang?,majikan sayang, gaji besar dan mau mengerti kebutuhan kamu? "tanya kang Ucup.
"lah ya mau banget kang...caranya gi mana??".
Dan mereka berdua ngobrol ngalor ngidul,akhirnya pada satu kesimpulan .Kang Ucup mengajak Ki Keling minta tolong pada mbah dukun di Daerah Jampang,Sukabumi. Menurut kang Ucup kang Ujang bisa begitu karena ditolong dukun tersebut. Dan untuk kang Ucup sendiri gagal ,karena melanggar pantangan yang telah ditetapkan oleh mbah dukun.
 Pada hari yang telah disepakati berdua ,mereka menuju daerah Jampang. Kab. Sukabumi. Seampai dirumah mbah dukun ,setelah mengucap sampurasun. Bukan sambutan yang baik dari mbah dukun.
"blekatakak....!bekletek....sia siakadut...sia  sai......dan seterusnya...." mbah dukun buka pintu gubugnya ,sambil membawa air satu baskonm,di gabyur ke arah Ki Keling dan Kang Ucup.entah ngomong apa Ki Keling memang ndak mengerti bahasa Sunda. Tapi kata kang Ucup nda apa apa. Sementara pulang dulu besok sore  kesini lagi. Merekapun pulang kerumah saudara kanh Ucup.dikampung sebelah dari kampung mbah dukun.
Keesokan harinya mereka menemui mbah dukun lagi,yang ternyata seorang nenek nenek ,yang kira kira usianya 60 tahunan.Mereka disambut dengan ramah. Setelah mereka mengutarakan maksudnya. Dengan cekatan mbah dukun mesuk kamar khusus, Ki Keling dimandikan air yang di campur aneka kembang,Selesai mandi terus dikasih air putih,yang nantinya air tersebut harus diminum sama majikanya.
Basa basi sebentar si mbah dukun tidakmau dikasih amlop. Kata kang Ucup gampang nanti kalau berhasil terserah mau kasih apa sama simbah katanya,
Kang Ucup memberi pengarahan ...begini...begitu...juga pantangan pantanganya,.
        Dengan hati hati Kang keling minta tolong sama Atun pembantu dirumahnya. Untukmemasukan air dari si mbah ke dalam dispenser majikan. Atun setuju dengan catatan kalau nantu berhasil ,jangan lupa.
Sehari dua hari belum ada reaksi dari Si Nenek..semua masih seperti biasa. Menginjak hari ketiga ,ketika akan menghantar anak si kolah JJS. Si Nenek bilang.
"Kering sang....boreh saya duduk depang...sama sama kah?"pintanya
"ohh....silahkan nyonya  ,dengan senang hati"jawab Ki Keling mantap
"terima kasi....nee...."...
Padahal selama hampir dua tahun tak pernah si Nenek minta duduk di jok depan. Oiii..berarti ini awal perubahan,pikir Ki Keling penuh keyakinan.Bahwa guna guna yang sedang dijalankan mulai bereaksi.
Hari keempat dan seterusnya si Nenek selalu minta duduk di jok depan. Bahkan ketika berbelanja diajaknya Ki Keling ikut masuk ke toko. Bercerita kesana kemari juga si Nenek mulai membelikan sesuatu,kadang berupa makanan dan minuman juga rokok samsu kesukaan Ki Keling.
Waktu berjalan terasa sangat cepat,tiga bulan sudah sejak kejadian itu,dan memang banyak sekali perubahan. Selama itu pula banyak yang didapat Ki Keling dari Si Nenek, Dibelikan tv..baju baju yang bermerek. Bahkan ketika suatu hari Ki Keling terlambat berangkat kerja terlambat,dengan alasan macet,tak lama dibelikan motor bekas yang amsih layak pakai.
Hari terus berganti semakin lama semakin banyak yang didapat,Dan Ki Keling tak lupa berbagi dengan Atun dan kang Ucup,menikmati unang dan barang barang yang diberikan si Nenek.
Sampai pada suatu hari si Nenek,mengajak pergi ke Mild Plaza,kemudian dari situ.
"sekarang pegi kee hotaru prasudang...,saya ada kawan ddisana..." kata si Nenek. Ki Keling lansung menuju jalan MH Thamrin,tujuaanya adalah hotel President.
Sampai disana Si Nenek minta diantar sampai kesebuah kamar,Diajaknya Ki Keling masuk kamar.
Dan apa yang terjadi selanjutnya adalah merupakan suatu pantangan yang tidak boleh dilanggar. Namun karena jiwa muda Ki Keling yang baru memasuki usia 27 tahun,tak mampu menahan diri. Dan melupakan tantangan tersebut.
Seminggu setelah kejadian tersebut si Nenek pulang kampung ke Jepang. Ki Keling diberhentikan dengan tunjangan tig bulan gaji. Tak lama kemudian ketika Ki Keling menghadiri acara perkawinan teman di daerah Depok sepeda motornya hilang.Mungkin percaya atau tidak yang namanya guna guna akan berguna cuma sementara. Dan setelah kejadian tersebut Ki Keling menyesal.....dalam hati dia berkata "weh lah dal;ah....inilah yang dinamakn duwit setan dimakan iblis......"





Tidak ada komentar:

Posting Komentar