Selasa, 03 Maret 2015

BANTING SETIR

     Sebagai seorang supir istilah banting setir itu sudah biasa. Dalam arti yang sesungguhnya,manakala mengindari jalan yang berlubang,atau menghindari kaendaraan lain yang kadang sembrono. Banting setir bisa ke arah kiri atau kanan. Bisa positif juga bisa negatif. Tapi pada dasarnya ketika seorang supir melakukan banting setir, biasanya menghindari hal yang berbahaya dan mencari jalan aman yang lebih baik.

     Namun tidak jarang hasilnya malah sebaliknya,.dan hal itu memang tidak terlepas dari campur tangan Tuhan, Seperti halnya Ki Keling duatu hari dia lagi mengemudikan kendaraanya,tiba tiba melintas seekor Kucing, Secara refleks Ki Keling banting setir menghindarai Kucing, Malang tak bisa diraih..ndilalah mbanting setirnya lepas kendali,sehingga kendaraan yang dikemudikanya malah masuk nyemplung di sawah. Sementara seekor Kucing menengok sambil tersenyum.dari jarak jauh seakan dia berkata...teroima kasih kau telah menyelamatka aku.

     Untuk itu dalam keadaan apapun seorang pengemudi dituntut untuk selalu waspada ,hati hati dan tidak gampang panik. Sehingga ketika suatu saat ada kejadian yang mengharuskan banting setir akan tetap selamat. Bukan seperti Ki Keling yang menghindari Kucing,dia sendiri malah tidak selamat.

    Namun kali ini Ki Keling bating setir dalam artian pekerjaan.Dua puluh tahunan Ki Keling menjalani pekerjaan menjadi supir. Suka dan duka silih berganti. Dari pengemudi taksi,pribadi,angkot bahkan metro mini dan trek sudah pernah dijalani. Selama itu pula Ki Keling tenggelam dalam dunia supir dengan segala romantikanya. Tak sekali dua kali dia ingin mencoba kerja yang lain, Tanpa mengurangi rasa syukur terhadap pekerjaan itu sendiri.Namun ternyata tidak mudah,berapa kali mencoba selalu balik lagi nangkring diatas roda kendaraan.

    Karena sesungguhnya dunia supir adalah dunia yang penuh rasa setia kawan,Dunia yang memudahkan sekedar untuk mengganjal perut,insya alloh takan pernah kelaparan. Dunia supir dunia yang tak terlalu banyak persyaratan, Sehingga ketika Ki Keling berusaha banting setir ke dunia lain,dan ternyata gagal , Maka semudah membalik telapak tangan dia balik lagi di atas roda.

      Namun di usia yang genap 45 tahun,Ki Keling bertekad bating setir kedal;am dunia masa lalu. Yaitu dunia pertanian ,pada dasarnya Ki Keling memang seorang petani. Kali ini sungguh sungguh penuh tekad dan keyakinan . Di bidang pertanian akan berhasil untuk mesa depan anak anaknya. Diusia yang segitu segalanya memang mulai berkurang,pandangan mata mulai berkurang,tenaga sudah pasti melorot. Sangat tidak cocok jika harus ningkring diatasroda terus, Disaat semua kemampuanya menurun, Sementara dia diuntut dengan jam terbang yang tinggi sebai pengemudi antar kota antar profinsi di jalur pantura ,yang memang sangat padat dan butuh konsentrasi yang tinggi.

   Dalam dunia pertanian yang baru di geluti,toh tak harus Ki Keling mencangkul sendiri, sengan bekal pengalaman ilmu pertanian yang ia miliki, Memungkinkan ki Keling menerapkan ilmunya dan bisa menerima tenaga kerja yang lebih banyak.

     Modal tekad dan niat yang kuat Ki Keling mulai melangkah, Banting setir ke arah kanan semoga menjadikan lebih baik > dan kali ini sebersitpun tak ragu dan tak ada rasa kuatir akan gagal. Karena sekarang dia sudah bisa mencerna matematika 1x1..bukan selalu satu hasilnya. 1x1...yang sebenarnya dala bidang usahaha jawabnya bisa sepuluh atau seratus ter gantung keberkahan Tuhan, Dan rejeki yang dia upayakan dengan jalan sungguh sungguh. Bahkan Ki Keling sekarang punya pegan dalil yang sangat termashur... MAN TLATAENA FANAENA......SAPA WONGE SING TELATEN BAKAL PANEN.